12:13 PM
Unknown
Arena Berita Dunia - Tidak ada habis-habisnya dan bosan orang menghujat Afriyani Susanti, sopir Xenia maut yang menabrak pejalan kaki dan menyebabkan sembilan orang meninggal dunia, Minggu 22 Januari 2012. Sebuah kelompok bernama "Gerakan Menuntut "Afriyani Susanti" Di Hukum Mati" di Facebook dalam tempo singkat meraup banyak pendukung. Bahkan sudah mampu merekrut 5.518 orang.
Biografi dalam akun Facebook itu menyebutkan bahwa Apriyanti Susanti adalah tersangka yang menyebabkan tewasnya sembilan pejalan kaki di Tugu Tani Jakarta pada Tanggal 22 Januari 2012.
Tersangka, begitu catatan pembuat akun itu, mengaku rem mobil yang dikendarainya blong, sehingga dia tidak bisa mengendalikan laju mobilnya. Padahal diketahui sebelum terjadinya kecelakaan nahas itu, tersangka melakukan pesta shabu-shabu.
Dalam pernyataannya di kantor polisi, lanjut akun itu, tersangka sama sekali tidak merasa bersalah. Bahkan tersangka menyalahkan rem mobil yang tidak bekerja sebagaimana mestinya. Tersangka juga tidak menyesal walaupun kelalaiannya telah menyebabkan hilangnya sembilan nyawa tak berdosa.
Pernyataan tersangka yang arogan tersebut, menggerakkan admin untuk membuat halaman ini, dengan tujuan utama untuk menuntut keadilan terhadap pelaku GENOSIDA atau kejahatan yang memusnahkan banyak korban.
Selain menghujat dengan beragam kata makian, "Gerakan Menuntut "Afriyani Susanti" Di Hukum Mati" juga menuliskan bahwa sebagai manusia normal memang sulit untuk menerima sebuah kejadian tragis apalagi dengan pelaku yang arogan.
Namun tidak ada salahnya jika sejenak kita melepaskan semua amarah membersihkan hati untuk mendoakan ketenangan bagi para koraban yg meninggal, mendoakan kesembuhan bagi korban yg terluka, dan mendoakan kesabaran dan ketabahan bagi keluarga korban.
Keluarga Minta Maaf
Keluarga Afriyani mengakui kesalahan anaknya. Hj Yurnely (51), ibunda Afriyani bahkan berniat meminta maaf kepada keluarga korban secara terbuka lewat media massa di kediamannya, Rabu 25 Januari 2012.
Bawuk, Ketua RT 011/07, Sungai Bambu, Tanjung Priok, yang mewakili keluarga Afriyani mengatakan, keluarga juga akan memberikan santunan kepada keluarga korban.
Menanggapi beredarnya akun di jejaring sosial ataupun di Blacberry Messenger (BBM) yang mengatasnamakan Afriyani dan akun gerakan Facebook yang menuntut hukuman mati kepada Afriyani, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto meminta kepada masyarakat untuk tidak terprovokasi.
"Adanya foto di BBM yang bilang Ia ngefelay, ataupun pesan di twitter dimohon masyarakat jangan gampang percaya terhadap informasi itu, yang bersangkutan telah ditahan," ujar Rikwanto kepada VIVAnews.com.
Namun, ketiksa ditanya apakah akun Twitter @SiNengApril yang menceritakan kronologis kejadian xenia maut tersebut asli milik Afriyani, Rikwanto tidak bisa memastikan.
"Kalau asli atau tidak saya tidak bisa pastikan, karena harus melalui penyelidikan lebih lanjut," ujar Rikwanto.•
sumber:http://forum.vivanews.com/berita-dalam-negeri/275202-jejaring-sosial-facebook-gerakan-menuntut-afriyani-susanti-di-hukum.html
Biografi dalam akun Facebook itu menyebutkan bahwa Apriyanti Susanti adalah tersangka yang menyebabkan tewasnya sembilan pejalan kaki di Tugu Tani Jakarta pada Tanggal 22 Januari 2012.
Tersangka, begitu catatan pembuat akun itu, mengaku rem mobil yang dikendarainya blong, sehingga dia tidak bisa mengendalikan laju mobilnya. Padahal diketahui sebelum terjadinya kecelakaan nahas itu, tersangka melakukan pesta shabu-shabu.
Dalam pernyataannya di kantor polisi, lanjut akun itu, tersangka sama sekali tidak merasa bersalah. Bahkan tersangka menyalahkan rem mobil yang tidak bekerja sebagaimana mestinya. Tersangka juga tidak menyesal walaupun kelalaiannya telah menyebabkan hilangnya sembilan nyawa tak berdosa.
Pernyataan tersangka yang arogan tersebut, menggerakkan admin untuk membuat halaman ini, dengan tujuan utama untuk menuntut keadilan terhadap pelaku GENOSIDA atau kejahatan yang memusnahkan banyak korban.
Selain menghujat dengan beragam kata makian, "Gerakan Menuntut "Afriyani Susanti" Di Hukum Mati" juga menuliskan bahwa sebagai manusia normal memang sulit untuk menerima sebuah kejadian tragis apalagi dengan pelaku yang arogan.
Namun tidak ada salahnya jika sejenak kita melepaskan semua amarah membersihkan hati untuk mendoakan ketenangan bagi para koraban yg meninggal, mendoakan kesembuhan bagi korban yg terluka, dan mendoakan kesabaran dan ketabahan bagi keluarga korban.
Keluarga Minta Maaf
Keluarga Afriyani mengakui kesalahan anaknya. Hj Yurnely (51), ibunda Afriyani bahkan berniat meminta maaf kepada keluarga korban secara terbuka lewat media massa di kediamannya, Rabu 25 Januari 2012.
Bawuk, Ketua RT 011/07, Sungai Bambu, Tanjung Priok, yang mewakili keluarga Afriyani mengatakan, keluarga juga akan memberikan santunan kepada keluarga korban.
Menanggapi beredarnya akun di jejaring sosial ataupun di Blacberry Messenger (BBM) yang mengatasnamakan Afriyani dan akun gerakan Facebook yang menuntut hukuman mati kepada Afriyani, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto meminta kepada masyarakat untuk tidak terprovokasi.
"Adanya foto di BBM yang bilang Ia ngefelay, ataupun pesan di twitter dimohon masyarakat jangan gampang percaya terhadap informasi itu, yang bersangkutan telah ditahan," ujar Rikwanto kepada VIVAnews.com.
Namun, ketiksa ditanya apakah akun Twitter @SiNengApril yang menceritakan kronologis kejadian xenia maut tersebut asli milik Afriyani, Rikwanto tidak bisa memastikan.
"Kalau asli atau tidak saya tidak bisa pastikan, karena harus melalui penyelidikan lebih lanjut," ujar Rikwanto.•
sumber:http://forum.vivanews.com/berita-dalam-negeri/275202-jejaring-sosial-facebook-gerakan-menuntut-afriyani-susanti-di-hukum.html
0 comments:
Post a Comment