1:02 PM
Unknown
Arena Berita Dunia - Banyak bangunan peninggalan masa kolonial Belanda yang tetap antik dan unik di Pulau Jawa. Salah satunya adalah Lawang Sewu di Semarang. Bangunan yang kokoh dan megah, serta banyak peristiwa yang bersejarah di sana.
Bangunan yang indah bekas peninggalan kolonial Belanda tersebut telah menjadi ikon Kota Semarang. Letaknya di tengah kota, tepatnya di daerah Simpang Lima yang terkenal. Sejarahnya, arsitekturnya dan keindahannya telah membuat bangunan ini sebagai objek wisata favorit di Semarang.
Lawang Sewu yang sudah dibangun sejak tahun 1907, awalnya adalah kantor pusat kereta api yang digunakan oleh pemerintah Belanda atau dikenal sebagai Nederlandsche Indische Spoorweg Maschaappij (NIS). Hal ini nampak jelas ketika Anda memasuki Lawang Sewu. Anda akan disambut dengan lokomotif tua yang sudah berumur ratusan tahun. Setelah era Belanda, Lawang Sewu dikuasai oleh pemerintahan Jepang. Lawang Sewu pun diubah fungsi menjadi tempat penjara bagi para tahanan Jepang.
Lawang Sewu memiliki dua menara dan dua tingkat lantai. Menara berfungsi sebagai tempat penampungan air. Satu menara bisa menampung hingga 5.000 liter air, yang berfungsi sebagai persedian air. Air tersebut, sebagian dialirkan ke ruangan bawah tanah untuk mendinginkan ruangan di lantai satu. Sebuah teknologi yang unik.
Lawang Sewu memiliki arti seribu pintu. Julukan tersebut lahir dari masyarakat karena banyaknya pintu dan jendela yang berukuran besar. Keindahan pintu dan jendela tersebutlah yang membuat Lawang Sewu terlihat gagah. Tiket masuk ke Lawang Sewu sebesar Rp 10.000 dan pada saat memasuki Lawang Sewu, Anda akan disambut oleh kaca patri yang sangat besar.
Kaca patri tersebut menggambarkan tentang lambang Kerajaan Belanda, lambang NIS dan orang Belanda. Kaca yang indah dan berukuran sangat besar. Kaca patri diimpor langsung dari Belanda pada masa penjajahan Belanda. Padahal, kaca patri sangat mudah rusak. Jadi bisa Anda bayangkan bagaimana sulitnya sang arsitek Lawang Sewu membawa kaca tersebut langsung dari Belanda?
Di ruang bawah tanah, ada kisah tersendiri. Pada jaman Jepang, ruangan tersebut dijadikan penjara dan banyak para tahanan yang meninggal di sana. Maka, tidak heran, jika ruangan bawah tanah menjadi tempat yang angker dan menyeramkan. Kadang, ada beberapa pemandu lokal yang menawarkan wisata malam di ruangan bawah tanah. Jika tidak punya nyali, jangan sekali-sekali mencoba.
Dibalik tudingan masyarakat yang menyebut Lawang Sewu sebagai tempat yang angker, keindahan gaya bangunan Lawang Sewu sangatlah menakjubkan. Ratusan pintu dan jendela yang besar, taman, dan setiap sudut bangunan sangat menarik untuk dijadikan objek foto. Lawang Sewu akan membuat Anda seolah kembali ke masa lalu.
sumber:http://detik.travel/read/2012/01/26/094723/1825278/1025/lawang-sewu-seribu-pintu-seribu-cerita-di-semarang?vt22021024
Bangunan yang indah bekas peninggalan kolonial Belanda tersebut telah menjadi ikon Kota Semarang. Letaknya di tengah kota, tepatnya di daerah Simpang Lima yang terkenal. Sejarahnya, arsitekturnya dan keindahannya telah membuat bangunan ini sebagai objek wisata favorit di Semarang.
Lawang Sewu yang sudah dibangun sejak tahun 1907, awalnya adalah kantor pusat kereta api yang digunakan oleh pemerintah Belanda atau dikenal sebagai Nederlandsche Indische Spoorweg Maschaappij (NIS). Hal ini nampak jelas ketika Anda memasuki Lawang Sewu. Anda akan disambut dengan lokomotif tua yang sudah berumur ratusan tahun. Setelah era Belanda, Lawang Sewu dikuasai oleh pemerintahan Jepang. Lawang Sewu pun diubah fungsi menjadi tempat penjara bagi para tahanan Jepang.
Lawang Sewu memiliki dua menara dan dua tingkat lantai. Menara berfungsi sebagai tempat penampungan air. Satu menara bisa menampung hingga 5.000 liter air, yang berfungsi sebagai persedian air. Air tersebut, sebagian dialirkan ke ruangan bawah tanah untuk mendinginkan ruangan di lantai satu. Sebuah teknologi yang unik.
Lawang Sewu memiliki arti seribu pintu. Julukan tersebut lahir dari masyarakat karena banyaknya pintu dan jendela yang berukuran besar. Keindahan pintu dan jendela tersebutlah yang membuat Lawang Sewu terlihat gagah. Tiket masuk ke Lawang Sewu sebesar Rp 10.000 dan pada saat memasuki Lawang Sewu, Anda akan disambut oleh kaca patri yang sangat besar.
Kaca patri tersebut menggambarkan tentang lambang Kerajaan Belanda, lambang NIS dan orang Belanda. Kaca yang indah dan berukuran sangat besar. Kaca patri diimpor langsung dari Belanda pada masa penjajahan Belanda. Padahal, kaca patri sangat mudah rusak. Jadi bisa Anda bayangkan bagaimana sulitnya sang arsitek Lawang Sewu membawa kaca tersebut langsung dari Belanda?
Di ruang bawah tanah, ada kisah tersendiri. Pada jaman Jepang, ruangan tersebut dijadikan penjara dan banyak para tahanan yang meninggal di sana. Maka, tidak heran, jika ruangan bawah tanah menjadi tempat yang angker dan menyeramkan. Kadang, ada beberapa pemandu lokal yang menawarkan wisata malam di ruangan bawah tanah. Jika tidak punya nyali, jangan sekali-sekali mencoba.
Dibalik tudingan masyarakat yang menyebut Lawang Sewu sebagai tempat yang angker, keindahan gaya bangunan Lawang Sewu sangatlah menakjubkan. Ratusan pintu dan jendela yang besar, taman, dan setiap sudut bangunan sangat menarik untuk dijadikan objek foto. Lawang Sewu akan membuat Anda seolah kembali ke masa lalu.
sumber:http://detik.travel/read/2012/01/26/094723/1825278/1025/lawang-sewu-seribu-pintu-seribu-cerita-di-semarang?vt22021024
0 comments:
Post a Comment