11:59 AM
Unknown
Arena Berita Dunia - Peperangan kembali melanda Sudan dan Sudan Selatan belakangan ini.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahkan mendesak seluruh pihak agar
menghentikan perseteruannya. Sudan Selatan yang baru saja merdeka dan
menjadi tetangga Sudan, saat ini berubah menjadi target serangan udara.
Serangan udara yang terjadi pada Senin malam terbukti menewaskan 16 orang dan melukai puluhan orang lainnya di Sudan Selatan. Presiden Sudan Selatan Salva Kiir langsung menuding negara tetangganya sudah mengobarkan perang terhadap Sudan Selatan.
Perseteruan dua negara Sudan itu terjadi di wilayah perbatasan yang sebelumnya juga dilanda perang saudara. Kedua negara tersebut memperebutkan ladang minyak Heglig yang baru saja direbut oleh pasukan Sudan Selatan. Demikian, seperti diberitakan Reuters, Rabu (25/4/2012).
Kiir langsung melobi China untuk melakukan investasi minyak di Sudan Selatan dan meminta China agar mengulurkan tangannya dalam rangka mengamankan wilayah Sudan Selatan. Meski demikian, China tampak berada dalam posisi yang sulit karena memiliki hubungan yang baik dengan Sudan maupun Sudan Selatan.
China juga merupakan negara pertama yang dikunjungi oleh Kiir semenjak pria yang sering mengenakan topi koboi itu dilantik menjadi Presiden Sudan Selatan.
Negeri Panda langsung mendesak kedua belah pihak agar menahan diri dan menghindari perselisihan. Presiden China Hu Jintao berharap, Sudan dan Sudan Selatan akan menjadi tetangga yang baik, dan dapat hidup dalam keharmonisan.
Perseteruan antar Sudan kembali memanas setelah Sudan Selatan merdeka pada Juli 2011 dan merebut ladang minyak Heglig pada 10 April. Pasukan Sudan Selatan menduduki wilayah tersebut selama 10 hari, bersamaan dengan itu, kecaman pun bermunculan.
Pemerintah Sudan Selatan akhirnya memerintahkan pasukannya agar menarik diri dari Heglig, dua hari setelah Sudan mengumumkan deklarasi perang terhadap Sudan Selatan.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton mengatakan, penarikan mundur pasukan Sudan Selatan dari Heglig akan membuahkan kesempatan bagi Sudan untuk melanjutkan proses negosiasi. Setelah negosiasi muncul, kedua pihak juga dapat memberlakukan gencatan senjata
Serangan udara yang terjadi pada Senin malam terbukti menewaskan 16 orang dan melukai puluhan orang lainnya di Sudan Selatan. Presiden Sudan Selatan Salva Kiir langsung menuding negara tetangganya sudah mengobarkan perang terhadap Sudan Selatan.
Perseteruan dua negara Sudan itu terjadi di wilayah perbatasan yang sebelumnya juga dilanda perang saudara. Kedua negara tersebut memperebutkan ladang minyak Heglig yang baru saja direbut oleh pasukan Sudan Selatan. Demikian, seperti diberitakan Reuters, Rabu (25/4/2012).
Kiir langsung melobi China untuk melakukan investasi minyak di Sudan Selatan dan meminta China agar mengulurkan tangannya dalam rangka mengamankan wilayah Sudan Selatan. Meski demikian, China tampak berada dalam posisi yang sulit karena memiliki hubungan yang baik dengan Sudan maupun Sudan Selatan.
China juga merupakan negara pertama yang dikunjungi oleh Kiir semenjak pria yang sering mengenakan topi koboi itu dilantik menjadi Presiden Sudan Selatan.
Negeri Panda langsung mendesak kedua belah pihak agar menahan diri dan menghindari perselisihan. Presiden China Hu Jintao berharap, Sudan dan Sudan Selatan akan menjadi tetangga yang baik, dan dapat hidup dalam keharmonisan.
Perseteruan antar Sudan kembali memanas setelah Sudan Selatan merdeka pada Juli 2011 dan merebut ladang minyak Heglig pada 10 April. Pasukan Sudan Selatan menduduki wilayah tersebut selama 10 hari, bersamaan dengan itu, kecaman pun bermunculan.
Pemerintah Sudan Selatan akhirnya memerintahkan pasukannya agar menarik diri dari Heglig, dua hari setelah Sudan mengumumkan deklarasi perang terhadap Sudan Selatan.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton mengatakan, penarikan mundur pasukan Sudan Selatan dari Heglig akan membuahkan kesempatan bagi Sudan untuk melanjutkan proses negosiasi. Setelah negosiasi muncul, kedua pihak juga dapat memberlakukan gencatan senjata
0 comments:
Post a Comment