7:18 AM
Unknown
Arena Berita Dunia - Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membenarkan ada parasut
tersimpan di Survival Kit yang terdapat di ekor pesawat Sukhoi Superjet
100 (SSJ).
"Parasut memang ada, namun itu digunakan sebagai alat survival bukan digunakan untuk pilot," ujar Ketua KNKT, Tatang Kurniadi, kepada wartawan, di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Jumat (18/5/2012).
Selain itu, kata Tatang, black box SSJ 100 akan diperiksa di Indonesia dan bukannya di Rusia. Nantinya dua orang profesor dari Indonesia dan Rusia yang akan memeriksa black box tersebut. "Tadi malam, profesor dari Rusia sudah datang ke Indonesia," imbuhnya.
Lebih jauh, Tatang mengatakan salah satu bagian black box Voice Cockpit Recorder (VCR) yang ditemukan pada Selasa, 15 Mei 2012 lalu, saat ini sudah terurai datanya. "Sekarang sedang ditranskip investigator untuk selanjutnya didokumenkan," tuturnya.
Saat ditanyakan kapan laporan final dapat diselesaikan, Tatang menuturkan masih memerlukan waktu 12 bulan atau satu tahun untuk membuat laporan final tersebut.
"Nantinya akan dipublikasikan melalui www. Dephub.go.id/knkt," tegasnya.
Black box yang terdiri dari VCR dan Flight Data Recorder (FDR) terletak berdekatan dan terdapat di bagian ekor pesawat. Pasalnya, hal ini dilakukan jika terjadi kecelakaan terhadap pesawat baik VCR dan FDR itu tidak rusak.
Sebelumnya, Kepala Basarnas, Marsekal Madya Daryatmo, mengatakan evakuasi terhadap korban mulai hari ini, akan dihentikan. Namun pencarian salah satu bagian black box, yakni FDR masih dicari.
Pencarian FDR sendiri menggunakan sumber organisasi kewilayahan, yang terdiri-dari Korem 061 Surya Kencana 2 SST, Kopasus serta Kopaskas yang masing-masing menempatkan 2 SST, kemudian dibantu Basarnas daerah, dan Pangkalan Udara Atang Sanjaya menggunakan helikopter
sumber
"Parasut memang ada, namun itu digunakan sebagai alat survival bukan digunakan untuk pilot," ujar Ketua KNKT, Tatang Kurniadi, kepada wartawan, di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Jumat (18/5/2012).
Selain itu, kata Tatang, black box SSJ 100 akan diperiksa di Indonesia dan bukannya di Rusia. Nantinya dua orang profesor dari Indonesia dan Rusia yang akan memeriksa black box tersebut. "Tadi malam, profesor dari Rusia sudah datang ke Indonesia," imbuhnya.
Lebih jauh, Tatang mengatakan salah satu bagian black box Voice Cockpit Recorder (VCR) yang ditemukan pada Selasa, 15 Mei 2012 lalu, saat ini sudah terurai datanya. "Sekarang sedang ditranskip investigator untuk selanjutnya didokumenkan," tuturnya.
Saat ditanyakan kapan laporan final dapat diselesaikan, Tatang menuturkan masih memerlukan waktu 12 bulan atau satu tahun untuk membuat laporan final tersebut.
"Nantinya akan dipublikasikan melalui www. Dephub.go.id/knkt," tegasnya.
Black box yang terdiri dari VCR dan Flight Data Recorder (FDR) terletak berdekatan dan terdapat di bagian ekor pesawat. Pasalnya, hal ini dilakukan jika terjadi kecelakaan terhadap pesawat baik VCR dan FDR itu tidak rusak.
Sebelumnya, Kepala Basarnas, Marsekal Madya Daryatmo, mengatakan evakuasi terhadap korban mulai hari ini, akan dihentikan. Namun pencarian salah satu bagian black box, yakni FDR masih dicari.
Pencarian FDR sendiri menggunakan sumber organisasi kewilayahan, yang terdiri-dari Korem 061 Surya Kencana 2 SST, Kopasus serta Kopaskas yang masing-masing menempatkan 2 SST, kemudian dibantu Basarnas daerah, dan Pangkalan Udara Atang Sanjaya menggunakan helikopter
sumber
0 comments:
Post a Comment