

Arena Berita Dunia - Budayawan Betawi, Ridwan Saidi, angkat bicara soal penyataan calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Nachrowi Ramli yang akan mengusir warga Betawi yang tidak memilih pasangan dirinya bersama Fauzi Bowo (Foke).
Menurut budayawan nyentrik ini, statement Nara, sapaan Nachrowi Ramli, sangat tidak berdasar. "Diusir dari Betawi? Betawi kan bukan lokalitas, kalau diusir dari Betawi, mau kemana? Betawi itu suku," ungkapnya saat berbincang dengan Okezone, Selasa (11/9/2012).
Selain itu, kata dia, pernyataan Foke yang akan mencabut KTP warga Jakarta yang tidak memilihnya, dinilai Ridwan tidak memiliki landasan hukum. "Hukumnya enggak ada KTP dicabut itu," tambahnya.
Menurut dia, pasangan incumbent sudah frustrasi menghadapi putaran dua Pemilukada DKI 20 september mendatang. "Mereka sudah keluar banyak duit, mungkin merasa frustasi enggak bakalan menang," terangnya.
Dimintai pendapatnya mengenai dukungan 11 partai politik kepada Foke-Nara, Ridwan menegaskan hal tersebut akan sia-sia. "Saya sudah sering bilang, koalaisi parpol itu omong kosong," tegasnya.
Senada dengan Ridwan, Manajer Pemantauan Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin menyatakan, bahwa apa yang dilakukan Foke-Nara dalam memberi sambutan di acara lebaran Betawi kemarin, juga termasuk dalam isu SARA. "Kalau sebelumnya masuk ke ranah agama, sekarang ke Suku," ujar Masykurudin.
"Sebetulnya, niat Foke itu baik, dalam arti memandang suku Betawi yang makin terpinggirkan, tapi untuk menarik simpati dari warga Betawi, seharusnya Foke melakukan pendekatan progam, bukan intimidasi," tegasnya.(OZ)
indonesia
forex
motor balap
iklan baris
online produk
broker
otomotif
bisnis online
Menurut budayawan nyentrik ini, statement Nara, sapaan Nachrowi Ramli, sangat tidak berdasar. "Diusir dari Betawi? Betawi kan bukan lokalitas, kalau diusir dari Betawi, mau kemana? Betawi itu suku," ungkapnya saat berbincang dengan Okezone, Selasa (11/9/2012).
Selain itu, kata dia, pernyataan Foke yang akan mencabut KTP warga Jakarta yang tidak memilihnya, dinilai Ridwan tidak memiliki landasan hukum. "Hukumnya enggak ada KTP dicabut itu," tambahnya.
Menurut dia, pasangan incumbent sudah frustrasi menghadapi putaran dua Pemilukada DKI 20 september mendatang. "Mereka sudah keluar banyak duit, mungkin merasa frustasi enggak bakalan menang," terangnya.
Dimintai pendapatnya mengenai dukungan 11 partai politik kepada Foke-Nara, Ridwan menegaskan hal tersebut akan sia-sia. "Saya sudah sering bilang, koalaisi parpol itu omong kosong," tegasnya.
Senada dengan Ridwan, Manajer Pemantauan Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin menyatakan, bahwa apa yang dilakukan Foke-Nara dalam memberi sambutan di acara lebaran Betawi kemarin, juga termasuk dalam isu SARA. "Kalau sebelumnya masuk ke ranah agama, sekarang ke Suku," ujar Masykurudin.
"Sebetulnya, niat Foke itu baik, dalam arti memandang suku Betawi yang makin terpinggirkan, tapi untuk menarik simpati dari warga Betawi, seharusnya Foke melakukan pendekatan progam, bukan intimidasi," tegasnya.(OZ)
0 comments:
Post a Comment