11:51 AM
Unknown
Arena Berita Dunia - Keajaiban terjadi pasca tsunami aceh 2004 silam. Meri Yulanda, 15 tahun, seorang bocah asal Desa Ujong Baroh, Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh, Aceh Barat, Nangroe Aceh Darussalam kembali pulang.
Padahal, dikabarkan tujuh tahun silam, Meri adalah satu dari ribuan korban yang tewas saat tsunami menggulung negeri Serambi Mekah itu.
Kepulangannya disambut haru bahagia keluarga. Kini, dia sudah berkumpul kembali bersama keluarganya di rumah.
Meri menceritakan, saat tsunami datang, 26 Desember 2004 silam, dia bersama orang tua dan kakaknya waktu itu. Tiba-tiba dia hilang terbawa arus air laut setinggi sekira 10 meter.
Setelah tujuh tahun menghilang tanpa kabar, pada 21 Desember kemarin, Meri muncul. Orang tuanya Yusnidar dan Yusuf mengenali Meri dari tahi lalat dan luka kecil disikunya.
Menurut Meri, selama tujuh tahun ini, sejak berusia 8 tahun hingga berumur 15 tahun, dia diasuh seorang ibu angkat, di Kota Banda Aceh, bernama Fatimahsyam.
Selama diasuh, dia di pekerjakan sebagai pengemis di jalan dan mendatangi toko, serta rumah. Meri diminta mengaku sebagai anak yatim piatu. Bahkan, nama Meri Yulanda diganti ibu angkatnya menjadi Hera Wati.
Tujuh tahun bersama ibu angkatnya, Meri juga mengaku menerima perlakuan tak wajar. Hal itu ditandai dengan rambut yang gundul serta luka dibeberapa bagian tubuh.
Karena perlakuan kasar inilah yang membuat Meri memilih kabur dan berusaha mencari orang tuanya di Meulaboh, Aceh Barat.
Hingga akhirnya, Meri ditemukan penduduk Desa Ujong Baroh, yang sedang duduk di sebuah warung. Saat di tanya, Meri mengaku baru tiba dari Banda Aceh dan berniat pulang ke kampungnya, namun Meri tidak mengetahui bagaimana caranya. Waktu itu, dia hanya ingat nama kakeknya, Ibrahim. Warga pun membantu mencarinya.
Kemudian Meri dibawa ke rumah kakeknya, Ibrahim, sang kakek lalu membawa Meri ke rumah Yusniar di Meulaboh dan bertemu kembali Meri bersama orang tuanya.
Merayakan kembalinya Meri, keluarga menggelar syukuran, sekaligus memperingati 7 tahun tsunami Aceh. Pihak keluarga juga berharap semoga kakaknya Meri Yulisa yang juga hilang, turut kembali.
Mengetahui kejadian ini, Kepolisian sedang mengembangkan kasus Meri untuk melacak keberadaan ibu angkatnya yang telah menyiksa dan memaksa Meri menjadi pengemis selama tujuh tahun terakhir.
Tsunami terjadi di aceh tujuh tahun silam menewaskan kurang lebih 230 ribu orang, 168 ribu orang lainnya di nyatakan hilang.
Padahal, dikabarkan tujuh tahun silam, Meri adalah satu dari ribuan korban yang tewas saat tsunami menggulung negeri Serambi Mekah itu.
Kepulangannya disambut haru bahagia keluarga. Kini, dia sudah berkumpul kembali bersama keluarganya di rumah.
Meri menceritakan, saat tsunami datang, 26 Desember 2004 silam, dia bersama orang tua dan kakaknya waktu itu. Tiba-tiba dia hilang terbawa arus air laut setinggi sekira 10 meter.
Setelah tujuh tahun menghilang tanpa kabar, pada 21 Desember kemarin, Meri muncul. Orang tuanya Yusnidar dan Yusuf mengenali Meri dari tahi lalat dan luka kecil disikunya.
Menurut Meri, selama tujuh tahun ini, sejak berusia 8 tahun hingga berumur 15 tahun, dia diasuh seorang ibu angkat, di Kota Banda Aceh, bernama Fatimahsyam.
Selama diasuh, dia di pekerjakan sebagai pengemis di jalan dan mendatangi toko, serta rumah. Meri diminta mengaku sebagai anak yatim piatu. Bahkan, nama Meri Yulanda diganti ibu angkatnya menjadi Hera Wati.
Tujuh tahun bersama ibu angkatnya, Meri juga mengaku menerima perlakuan tak wajar. Hal itu ditandai dengan rambut yang gundul serta luka dibeberapa bagian tubuh.
Karena perlakuan kasar inilah yang membuat Meri memilih kabur dan berusaha mencari orang tuanya di Meulaboh, Aceh Barat.
Hingga akhirnya, Meri ditemukan penduduk Desa Ujong Baroh, yang sedang duduk di sebuah warung. Saat di tanya, Meri mengaku baru tiba dari Banda Aceh dan berniat pulang ke kampungnya, namun Meri tidak mengetahui bagaimana caranya. Waktu itu, dia hanya ingat nama kakeknya, Ibrahim. Warga pun membantu mencarinya.
Kemudian Meri dibawa ke rumah kakeknya, Ibrahim, sang kakek lalu membawa Meri ke rumah Yusniar di Meulaboh dan bertemu kembali Meri bersama orang tuanya.
Merayakan kembalinya Meri, keluarga menggelar syukuran, sekaligus memperingati 7 tahun tsunami Aceh. Pihak keluarga juga berharap semoga kakaknya Meri Yulisa yang juga hilang, turut kembali.
Mengetahui kejadian ini, Kepolisian sedang mengembangkan kasus Meri untuk melacak keberadaan ibu angkatnya yang telah menyiksa dan memaksa Meri menjadi pengemis selama tujuh tahun terakhir.
Tsunami terjadi di aceh tujuh tahun silam menewaskan kurang lebih 230 ribu orang, 168 ribu orang lainnya di nyatakan hilang.
0 comments:
Post a Comment