1:52 PM
Unknown
Arena Berita Dunia - Ratusan warga Vietnam dilaporkan turun ke jalan-jalan di ibu kota Hanoi,
Vietnam, sembari meneriakkan slogan "Ganyang China". Tindakan itu
mereka lakukan untuk memprotes sikap China, menyusul meningkatnya
ketegangan di wilayah Laut China Selatan.
Aksi para demonstran itu dipicu oleh pengumuman terbaru China yang menyebutkan, pihaknya akan membuka sembilan lokasi eksplorasi minyak dan gas kepada penawar internasional. Namun sembilan lokasi tersebut dinilai tumpang tindih dengan yang lokasi yang saat ini tengah dieksplorasi oleh Vietnam.
"Kami sangat marah dengan sikap China yang ingin mengeksplorasi minyak di wilayah Vietnam. Kami mendesak pemerintah untuk tidak tinggal diam dan segera mengambil tindakan tegas," ujar salah seorang demonstran, Bich Phuong, seperti dikutip CBS News Minggu, (1/7/2012).
Para demonstran pun berencana menggelar unjuk rasa di depan Kedutaan Besar China. Aparat keamanan terlihat tidak berusaha untuk menghalangi aksi para demonstran ini, namun area di sekitar gedung Kedutaan Besar China telah ditutup.
Pemerintah Hanoi dikabarkan telah memprotes rencana China itu, mengingat lokasi eksplorasi yang nantinya akan dilakukan oleh China National Offshore Oil Corp (CNOOC) termasuk dalam wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Vietnam.
Perusahaan negara milik Vietnam, PetroVietnam, juga menyerukan agar pihak asing mengabaikan tawaran China tersebut. PetroVietnam menegaskan, pihaknya akan tetap berpegang pada kontrak yang telah disepakati sebelumnya dengan ExxonMobil, Russia Gazprom, India ONGC, dan PVEP yang berafiliasi dengan PetroVietnam.
Ketegangan antar Vietnam dengan China terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir, menyusul patroli udara Vietnam di wilayah sengketa. Langkah Vietnam ini pun dibalas China dengan menempatkan patroli siap tempurnya di kawasan tersebut.
Sengketa Laut China selatan selama ini menjadi isu sensitif, tidak hanya terkait bagi China dan Vietnam namun, juga sejumlah negara lainnya seperti Filipina, Taiwan, Brunei Darussalam, dan Malaysia.
Dalam sengketa tersebut, China dinilai merupakan pihak yang paling agresif setelah klaimnya atas wilayah tersebut terus meluas hingga hampir mendekati wilayah Filipina.(OZ)
Aksi para demonstran itu dipicu oleh pengumuman terbaru China yang menyebutkan, pihaknya akan membuka sembilan lokasi eksplorasi minyak dan gas kepada penawar internasional. Namun sembilan lokasi tersebut dinilai tumpang tindih dengan yang lokasi yang saat ini tengah dieksplorasi oleh Vietnam.
"Kami sangat marah dengan sikap China yang ingin mengeksplorasi minyak di wilayah Vietnam. Kami mendesak pemerintah untuk tidak tinggal diam dan segera mengambil tindakan tegas," ujar salah seorang demonstran, Bich Phuong, seperti dikutip CBS News Minggu, (1/7/2012).
Para demonstran pun berencana menggelar unjuk rasa di depan Kedutaan Besar China. Aparat keamanan terlihat tidak berusaha untuk menghalangi aksi para demonstran ini, namun area di sekitar gedung Kedutaan Besar China telah ditutup.
Pemerintah Hanoi dikabarkan telah memprotes rencana China itu, mengingat lokasi eksplorasi yang nantinya akan dilakukan oleh China National Offshore Oil Corp (CNOOC) termasuk dalam wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Vietnam.
Perusahaan negara milik Vietnam, PetroVietnam, juga menyerukan agar pihak asing mengabaikan tawaran China tersebut. PetroVietnam menegaskan, pihaknya akan tetap berpegang pada kontrak yang telah disepakati sebelumnya dengan ExxonMobil, Russia Gazprom, India ONGC, dan PVEP yang berafiliasi dengan PetroVietnam.
Ketegangan antar Vietnam dengan China terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir, menyusul patroli udara Vietnam di wilayah sengketa. Langkah Vietnam ini pun dibalas China dengan menempatkan patroli siap tempurnya di kawasan tersebut.
Sengketa Laut China selatan selama ini menjadi isu sensitif, tidak hanya terkait bagi China dan Vietnam namun, juga sejumlah negara lainnya seperti Filipina, Taiwan, Brunei Darussalam, dan Malaysia.
Dalam sengketa tersebut, China dinilai merupakan pihak yang paling agresif setelah klaimnya atas wilayah tersebut terus meluas hingga hampir mendekati wilayah Filipina.(OZ)
0 comments:
Post a Comment