11:48 AM
Unknown
Arena Berita Dunia - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad muncul berpidato dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dalam pidatonya, Ahmadinejad mengatakan, Israel tidak memiliki eksistensi di Timur Tengah dan harus dihancurkan.
Ahmadinejad turut menyinggung rencana serangan militer Israel ke Iran, isu Suriah, dan ancaman mati terhadap penulis novel Ayat-Ayat Setan Salman Rushdie. Amerika Serikat (AS) pun merasa terganggu dengan perkataan-perkataan Presiden Iran itu.
"Sudah puluhan ribu tahun kami berada di sini (Timur Tengah), namun mereka (Israel) baru berada di wilayah itu selama 60 hingga 70 tahun dengan bantuan Barat. Mereka tidak pernah diakui dalam sejarah," ujarnya sambil menyinggung pembentukan Negara Israel pada 1948 silam.
Pada pekan lalu, Sekretaris Jendral PBB Ban Ki Moon sudah memperingatkan Ahmadinejad agar tidak memberikan pidato yang berapi-api dalam Sidang Majelis Umum PBB. Ban juga sudah mengadakan pertemuan dengan Presiden Iran itu, sebelum sidang dimulai.
Ban dan Ahmadinejad turut membahas isu Suriah yang akan menjadi salah satu topik dalam Sidang Majelis Umum PBB. Ahmadinejad kembali menepis tuduhan yang menyebutkan adanya keterlibatan Iran dalam perang saudara di Suriah. Namun Ahmadinejad mengingatkan kembali akan pentingnya perdamaian di negara tersebut.
Terkait isu novel Ayat-Ayat Setan, Ahmadinejad juga mempertanyakan keberadaan novelis tersebut. Iran menyamakan kedudukan Salman Rushdie dengan sutradara Innocent of Muslims yang saat ini disembunyikan oleh polisi AS.
"Di mana dia saat ini? Apakah dia ada di AS? Bila benar, kalian tidak perlu mengumumkan keberadaannya, karena dia berada dalam bahaya," imbuhnya.
Pada 2011 lalu, Ahmadinejad juga muncul dengan pidatonya yang membuat kesal Barat. Ahmadinejad terbukti membuat para delegasi Barat walk-out ketika menyinggung tragedi 9/11.(OZ)
indonesia
forex
motor balap
iklan baris
online produk
broker
otomotif
bisnis online
Ahmadinejad turut menyinggung rencana serangan militer Israel ke Iran, isu Suriah, dan ancaman mati terhadap penulis novel Ayat-Ayat Setan Salman Rushdie. Amerika Serikat (AS) pun merasa terganggu dengan perkataan-perkataan Presiden Iran itu.
"Secara fundamental, kami tidak takut dengan ancaman serangan para Zionis. Kami memiliki sarana pertahanan yang kuat dan kami pun siap untuk mempertahankan diri," ujar Ahmadinejad, seperti dikutip Reuters, Selasa (25/9/2012).
"Sudah puluhan ribu tahun kami berada di sini (Timur Tengah), namun mereka (Israel) baru berada di wilayah itu selama 60 hingga 70 tahun dengan bantuan Barat. Mereka tidak pernah diakui dalam sejarah," ujarnya sambil menyinggung pembentukan Negara Israel pada 1948 silam.
Pada pekan lalu, Sekretaris Jendral PBB Ban Ki Moon sudah memperingatkan Ahmadinejad agar tidak memberikan pidato yang berapi-api dalam Sidang Majelis Umum PBB. Ban juga sudah mengadakan pertemuan dengan Presiden Iran itu, sebelum sidang dimulai.
Ban dan Ahmadinejad turut membahas isu Suriah yang akan menjadi salah satu topik dalam Sidang Majelis Umum PBB. Ahmadinejad kembali menepis tuduhan yang menyebutkan adanya keterlibatan Iran dalam perang saudara di Suriah. Namun Ahmadinejad mengingatkan kembali akan pentingnya perdamaian di negara tersebut.
Terkait isu novel Ayat-Ayat Setan, Ahmadinejad juga mempertanyakan keberadaan novelis tersebut. Iran menyamakan kedudukan Salman Rushdie dengan sutradara Innocent of Muslims yang saat ini disembunyikan oleh polisi AS.
"Di mana dia saat ini? Apakah dia ada di AS? Bila benar, kalian tidak perlu mengumumkan keberadaannya, karena dia berada dalam bahaya," imbuhnya.
Pada 2011 lalu, Ahmadinejad juga muncul dengan pidatonya yang membuat kesal Barat. Ahmadinejad terbukti membuat para delegasi Barat walk-out ketika menyinggung tragedi 9/11.(OZ)
0 comments:
Post a Comment