11:56 AM
Unknown
Arena Berita Dunia - Sejumlah kalangan menilai maraknya tindak terorisme didasari atas kekerasan yang berawal dari ketidakpuasan pada sistem yang berlaku.
Juru Bicara Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Son Hadi, menegaskan bahwa kekerasan yang memiliki dasar yang kuat diperbolehkan untuk dilakukan.
"Kekerasan dengan dasar itu boleh, sepeti potong tangan jika mencuri dan lainnya. Dalam hadis itu juga ada," kata Son Hadi dalam dialog Polemik Sindo Radio bertajuk "Teror Tak Kunjung Usai" yang digelar di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/9/2012).
Hadi mengatakan, selama ini banyak negara tidak membenarkan kekerasan dengan cara apapun. "Tetapi kalau ada syariatnya, maka diperbolehkan. Jadi tidak masalah bila dilakukakan," ujarnya.
Pernyataan Hadi langsung dibantah secara tegas oleh Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Saleh Daulay. Menurutnya, meski dibolehkan, tetapi tidak tepat dilakukan di Indonesia yang menganut Pancasila.
"Jika syariat Islam ingin ditegakkan, itu tidak masalah. Namun, tetap pelaksana Syariat Islam tersebut harus mengikuti prosedur yang telah terbangun di Indonesia," terangnya.
Saleh menambahkan, jika ada kelompok yang memiliki pandangan lain seperti Hadi, maka harus tetap mengikuti sistem demokrasi yang ada dengan mengadakan dialog terbuka terkait pandangan atau ideologinya.
"Atau sebaiknya, jika Anda ingin menegakkan Syariat Islam, bikin Partai Islam saja supaya konstituennya jelas, dan merubah UUD 45 saat peroleh suara 50 persen plus satu, wong UUD itu sering diamandemen kok. Dialog seperti ini harus dilakukan dengan hati dan pikiran yang terbuka," tegasnya. (OZ)
indonesia
forex
motor balap
iklan baris
online produk
broker
otomotif
bisnis online
Juru Bicara Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Son Hadi, menegaskan bahwa kekerasan yang memiliki dasar yang kuat diperbolehkan untuk dilakukan.
"Kekerasan dengan dasar itu boleh, sepeti potong tangan jika mencuri dan lainnya. Dalam hadis itu juga ada," kata Son Hadi dalam dialog Polemik Sindo Radio bertajuk "Teror Tak Kunjung Usai" yang digelar di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/9/2012).
Hadi mengatakan, selama ini banyak negara tidak membenarkan kekerasan dengan cara apapun. "Tetapi kalau ada syariatnya, maka diperbolehkan. Jadi tidak masalah bila dilakukakan," ujarnya.
Pernyataan Hadi langsung dibantah secara tegas oleh Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Saleh Daulay. Menurutnya, meski dibolehkan, tetapi tidak tepat dilakukan di Indonesia yang menganut Pancasila.
"Jika syariat Islam ingin ditegakkan, itu tidak masalah. Namun, tetap pelaksana Syariat Islam tersebut harus mengikuti prosedur yang telah terbangun di Indonesia," terangnya.
Saleh menambahkan, jika ada kelompok yang memiliki pandangan lain seperti Hadi, maka harus tetap mengikuti sistem demokrasi yang ada dengan mengadakan dialog terbuka terkait pandangan atau ideologinya.
"Atau sebaiknya, jika Anda ingin menegakkan Syariat Islam, bikin Partai Islam saja supaya konstituennya jelas, dan merubah UUD 45 saat peroleh suara 50 persen plus satu, wong UUD itu sering diamandemen kok. Dialog seperti ini harus dilakukan dengan hati dan pikiran yang terbuka," tegasnya. (OZ)
0 comments:
Post a Comment