11:55 AM
Unknown
Arena Berita Dunia - Setelah 67 tahun lamanya Soekarno dan Muhammad Hatta memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia, akhirnya baru kali ini keduanya mendapatkan gelar
pahlawan dari pemerintah.
Ada pihak yang mengapresiasi pemberian gelar ini, ada juga yang mengecam dengan berbagai alasan. Di antaranya, pemerintah dinilai sangat terlambat memberikan gelar kepada pasangan dwi-tunggal tersebut.
Namun, pendapat berbeda justru disampaikan politikus senior, Permadi. Pria yang kerap mengaku sebagai penyambung lidah Bung Karno ini sangat tidak setuju dengan pemberian gelar pahlawan nasional tersebut. Alasannya, tak perlu diberi gelar pahlawan, Soekarno-Hatta sudah menjadi pahlawan sejak dulu.
“Saya tidak setuju dengan pemberian gelar pahlawan nasional kepada Bung Karno dan Bung Hatta. Pemberian gelar ini malah merendahkan Bung Karno. Pahlawan nasional itu ratusan, sedangkan Bung Karno dan Bung Hatta itu adalah proklamator yang sudah otomatis menjadi pahlawan,” tegas Permadi saat berbincang dengan Okezone, Rabu (7/11/2012).
Permadi menuding, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hanya melakukan pencitraan melalui pemberian gelar pahlawan nasional ini. “SBY biar dibilang hormat kepada Bung Karno. Masa baru memberi gelar pehlawan setelah dua periode menjabat. Ini hanya pencitraan dia saja,” tandasnya.
Namun demikian, Permadi tidak mau ambil pusing dengan keputusan pemerintah yang akan memberikan gelar pahlawan nasional kepada Soekarno-Hatta. Pria yang identik dengan pakaian hitam ini memiliki penilaian tersendiri yakni sangat tidak setuju dengan pemberian gelar pahlawan tersebut.
“Saya pokoknya tidak setuju dengan pemberian gelar pahlawan ini. Sama seperti saya tidak setuju dengan peringatan Pancasila Sakti. Dari dulu Pancasila sudah sakti, kenapa harus dibilang sakti setelah ada penumpasan PKI,” pungkas pria yang kini menjadi politikus Gerindra tersebut.(OZ)
indonesia
forex
motor balap
iklan baris
online produk
broker
otomotif
bisnis online
blog
download
artikel
klik
Ada pihak yang mengapresiasi pemberian gelar ini, ada juga yang mengecam dengan berbagai alasan. Di antaranya, pemerintah dinilai sangat terlambat memberikan gelar kepada pasangan dwi-tunggal tersebut.
Namun, pendapat berbeda justru disampaikan politikus senior, Permadi. Pria yang kerap mengaku sebagai penyambung lidah Bung Karno ini sangat tidak setuju dengan pemberian gelar pahlawan nasional tersebut. Alasannya, tak perlu diberi gelar pahlawan, Soekarno-Hatta sudah menjadi pahlawan sejak dulu.
“Saya tidak setuju dengan pemberian gelar pahlawan nasional kepada Bung Karno dan Bung Hatta. Pemberian gelar ini malah merendahkan Bung Karno. Pahlawan nasional itu ratusan, sedangkan Bung Karno dan Bung Hatta itu adalah proklamator yang sudah otomatis menjadi pahlawan,” tegas Permadi saat berbincang dengan Okezone, Rabu (7/11/2012).
Permadi menuding, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hanya melakukan pencitraan melalui pemberian gelar pahlawan nasional ini. “SBY biar dibilang hormat kepada Bung Karno. Masa baru memberi gelar pehlawan setelah dua periode menjabat. Ini hanya pencitraan dia saja,” tandasnya.
Namun demikian, Permadi tidak mau ambil pusing dengan keputusan pemerintah yang akan memberikan gelar pahlawan nasional kepada Soekarno-Hatta. Pria yang identik dengan pakaian hitam ini memiliki penilaian tersendiri yakni sangat tidak setuju dengan pemberian gelar pahlawan tersebut.
“Saya pokoknya tidak setuju dengan pemberian gelar pahlawan ini. Sama seperti saya tidak setuju dengan peringatan Pancasila Sakti. Dari dulu Pancasila sudah sakti, kenapa harus dibilang sakti setelah ada penumpasan PKI,” pungkas pria yang kini menjadi politikus Gerindra tersebut.(OZ)
0 comments:
Post a Comment