4:45 PM
Unknown
Arena Berita International - Pasangan China bergerombol di berbagai kantor catatan sipil untuk menikah pada Jumat (11/11/2011) ini, karena mereka percaya bilangan 11-11-11 adalah tanggal paling menguntungkan dalam satu abad.
Tanggal 11 November secara tak resmi telah dirayakan sebagai "hari lajang" di China sejak 1990-an, sebab tanggal itu terdiri atas angka 1 kembar, dan itu dipandang sebagai hari baik untuk menikah serta melepaskan masa lajang. Namun tahun ini dipandang sebagai sangat khusus lagi sebab tahun ini juga berakhir dengan angka 11.
Lebih dari 200 pasangan berkumpul di satu kantor catatan sipil di pusat kota Shanghai, Jumat pagi, sebagian bahkan sudah antre sebelum pintu kantor layanan pendaftaran dibuka untuk memastikan mereka termasuk pasangan yang pertama menikah. Manager hotel Li Xue (26 tahun) mulanya berencana menikah pada Februari tahun depan, tapi ia memajukan rencananya gara-gara hari spesial 11 November.
"Kami menikah pada ’enam angka 1’. Kami tidak lagi lajang pada ’hari lajang’ sekali dalam satu abad," kata perempuan tersebut kepada AFP saat ia menunggu giliran untuk menikah.
Kota Shanghai saja mencatat lebih dari 3.300 pasangan yang telah mendaftarkan diri untuk menikah pada Jumat ini, tapi jumlah terakhir bisa jadi lebih banyak banyak lagi, sebab catatan itu tak mencakup orang yang datang tanpa pendaftaran, kata wanita juru bicara biro urusan sipil kepada AFP.
Berbagai kota besar lain di China melaporkan kehebohan pernikahan serupa. Di kota Nanjing, China timur, lebih dari 3.000 pasangan telah mendaftar untuk menikah pada hari ini, 10 kali lebih banyak dibandingkan dengan rata-rata pada hari biasa, demikian laporan kantor berita resmi China Xinhua. Lebih dari 1.300 pasangan juga sudah mencantumkan nama mereka di kantor catatan sipil untuk mengikat tali pernikahan di kota Hangzhou, bagian timur China.
Hari itu, meskipun tidak secara resmi diakui oleh pemerintah, telah menjadi sumber keberuntungan komersial. Di tempat perbelanjaan online terkenal, Taobao Mall, yang dikelola oleh raksasa internet, Alibaba, para pedagang memberi potongan harga sampai 50 persen untuk menghormati hari tersebut. Media China memanfaatkan peristiwa itu untuk meneliti fenomena yang disebut perempuan lajang usia 30-an (leftover women), biasanya perempuan berusia akhir 30-an yang tak bisa atau tak mau menikah, saat pendapat yang lebih tinggi dan peluang yang lebih besar menyebabkan sejumlah penundaan dalam pernikahan.
"Perempuan memiliki akses ke pendidikan lebih tinggi dan banyak telah diberi kesempatan untuk bersaing dengan lelaki di lapangan kerja," kata Zhu Fuqiang, profesor ekonomi di Zhongshan University, kepada Xinhua. "Mereka tak perlu menggantungkan kebahagiaan dan kehidupan rumah tangga mereka pada kaum pria," katanya.
Tanggal 11 November secara tak resmi telah dirayakan sebagai "hari lajang" di China sejak 1990-an, sebab tanggal itu terdiri atas angka 1 kembar, dan itu dipandang sebagai hari baik untuk menikah serta melepaskan masa lajang. Namun tahun ini dipandang sebagai sangat khusus lagi sebab tahun ini juga berakhir dengan angka 11.
Lebih dari 200 pasangan berkumpul di satu kantor catatan sipil di pusat kota Shanghai, Jumat pagi, sebagian bahkan sudah antre sebelum pintu kantor layanan pendaftaran dibuka untuk memastikan mereka termasuk pasangan yang pertama menikah. Manager hotel Li Xue (26 tahun) mulanya berencana menikah pada Februari tahun depan, tapi ia memajukan rencananya gara-gara hari spesial 11 November.
"Kami menikah pada ’enam angka 1’. Kami tidak lagi lajang pada ’hari lajang’ sekali dalam satu abad," kata perempuan tersebut kepada AFP saat ia menunggu giliran untuk menikah.
Kota Shanghai saja mencatat lebih dari 3.300 pasangan yang telah mendaftarkan diri untuk menikah pada Jumat ini, tapi jumlah terakhir bisa jadi lebih banyak banyak lagi, sebab catatan itu tak mencakup orang yang datang tanpa pendaftaran, kata wanita juru bicara biro urusan sipil kepada AFP.
Berbagai kota besar lain di China melaporkan kehebohan pernikahan serupa. Di kota Nanjing, China timur, lebih dari 3.000 pasangan telah mendaftar untuk menikah pada hari ini, 10 kali lebih banyak dibandingkan dengan rata-rata pada hari biasa, demikian laporan kantor berita resmi China Xinhua. Lebih dari 1.300 pasangan juga sudah mencantumkan nama mereka di kantor catatan sipil untuk mengikat tali pernikahan di kota Hangzhou, bagian timur China.
Hari itu, meskipun tidak secara resmi diakui oleh pemerintah, telah menjadi sumber keberuntungan komersial. Di tempat perbelanjaan online terkenal, Taobao Mall, yang dikelola oleh raksasa internet, Alibaba, para pedagang memberi potongan harga sampai 50 persen untuk menghormati hari tersebut. Media China memanfaatkan peristiwa itu untuk meneliti fenomena yang disebut perempuan lajang usia 30-an (leftover women), biasanya perempuan berusia akhir 30-an yang tak bisa atau tak mau menikah, saat pendapat yang lebih tinggi dan peluang yang lebih besar menyebabkan sejumlah penundaan dalam pernikahan.
"Perempuan memiliki akses ke pendidikan lebih tinggi dan banyak telah diberi kesempatan untuk bersaing dengan lelaki di lapangan kerja," kata Zhu Fuqiang, profesor ekonomi di Zhongshan University, kepada Xinhua. "Mereka tak perlu menggantungkan kebahagiaan dan kehidupan rumah tangga mereka pada kaum pria," katanya.
0 comments:
Post a Comment