12:22 AM
Unknown
Arena Berita Dunia - Jembatan Musi II di kota Palembang, Sumatera Selatan, yang menjadi jalur utama lalu lintas kendaraan bermotor dinilai sudah kelebihan kapasitas. Takutnya, jembatan ini mengalami nasib sama dengan Jembatan Kutai Kertanegara yang runtuh akhir pekan lalu.
Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Jalan dan Jembatan Palembang, Kementerian Pekerjaan Umum RI, Aidil Fiqri, di Palembang, Senin, mengatakan beban Jembatan Musi II tersebut sudah sangat berlebihan, karena kendaraan yang berlalu lalang tidak hanya mengangkut puluhan ton barang tetapi bisa mencapai 100 ton.
Akibat kelebihan kapasitas beban tersebut, jembatan selalu diperiksa dan dipelihara secara rutin enam bulan sekali itu, kini kondisinya sangat memprihatinkan karena ditemukan banyak baut yang kendur, kata dia. Dia menjelaskan, kendurnya baut tersebut karena terlalu berat beban harus ditanggung jembatan yang dibangun tahun 1994 tersebut, sedangkan kapasitas sarana penyeberangan itu memang tidak memungkinkan lagi.
Setiap hari ratusan kendaraan melintas dengan beban rata-rata di atas 30 ton, mengingat sebagian besar berupa kendaraan pengangkut barang dengan tonase di atas kapasitas jembatan itu, ujar dia. Menurut dia, kepadatan lalu lintas yang kerap menimbulkan kemacetan juga menjadi penyebab penurunan kekuatan jembatan itu.
Puluhan kendaraan yang stagnan di atas jembatan, menjadi menyebab utama kendurnya baut-baut sarana penyeberangan tersebut, kata dia lagi. Ia mengatakan, pembangunan jembatan duplikasi Jembatan Musi II, akan menjadi solusi untuk mengantisipasi kemacetan di kawasan itu walaupun untuk sementara ini pembatasan kendaraan yang melintas tetap menjadi jalan keluar terbaik.
"Rencananya Januari 2012 tender duplikasi Jembatan Musi II akan dilakukan, dengan nilai proyek Rp290 miliar," kata dia, Aidil menambahkan, selain Jembatan Musi II, Jembatan Ampera juga perlu mendapat pemeliharaan khusus dan pengurangan beban, meskipun sampai saat ini kondisinya masih lebih aman dibandingkan Musi II.
Pemeliharaan jembatan hasil pampasan perang pada era kepemimpinan Presiden RI Pertama, Bung Karno tersebut harus dilaksanakan secara optimal, ujar dia.
Sejak tahun 2005, Pemkot Palembang telah mengatur kawasan Jembatan Ampera dengan membatasi kendaraan yang melintas, dan memasang rambu-rambu untuk pembatasan beban bagi sarana penyeberangan itu, kata dia. Dia menambahkan, meskipun telah dibatasi dan diatur khusus dengan rambu-rambu, tetap saja tidak mampu mengatasi masalah kelebihan beban karena itu tetap harus dibangun jembatan baru.
Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Jalan dan Jembatan Palembang, Kementerian Pekerjaan Umum RI, Aidil Fiqri, di Palembang, Senin, mengatakan beban Jembatan Musi II tersebut sudah sangat berlebihan, karena kendaraan yang berlalu lalang tidak hanya mengangkut puluhan ton barang tetapi bisa mencapai 100 ton.
Akibat kelebihan kapasitas beban tersebut, jembatan selalu diperiksa dan dipelihara secara rutin enam bulan sekali itu, kini kondisinya sangat memprihatinkan karena ditemukan banyak baut yang kendur, kata dia. Dia menjelaskan, kendurnya baut tersebut karena terlalu berat beban harus ditanggung jembatan yang dibangun tahun 1994 tersebut, sedangkan kapasitas sarana penyeberangan itu memang tidak memungkinkan lagi.
Setiap hari ratusan kendaraan melintas dengan beban rata-rata di atas 30 ton, mengingat sebagian besar berupa kendaraan pengangkut barang dengan tonase di atas kapasitas jembatan itu, ujar dia. Menurut dia, kepadatan lalu lintas yang kerap menimbulkan kemacetan juga menjadi penyebab penurunan kekuatan jembatan itu.
Puluhan kendaraan yang stagnan di atas jembatan, menjadi menyebab utama kendurnya baut-baut sarana penyeberangan tersebut, kata dia lagi. Ia mengatakan, pembangunan jembatan duplikasi Jembatan Musi II, akan menjadi solusi untuk mengantisipasi kemacetan di kawasan itu walaupun untuk sementara ini pembatasan kendaraan yang melintas tetap menjadi jalan keluar terbaik.
"Rencananya Januari 2012 tender duplikasi Jembatan Musi II akan dilakukan, dengan nilai proyek Rp290 miliar," kata dia, Aidil menambahkan, selain Jembatan Musi II, Jembatan Ampera juga perlu mendapat pemeliharaan khusus dan pengurangan beban, meskipun sampai saat ini kondisinya masih lebih aman dibandingkan Musi II.
Pemeliharaan jembatan hasil pampasan perang pada era kepemimpinan Presiden RI Pertama, Bung Karno tersebut harus dilaksanakan secara optimal, ujar dia.
Sejak tahun 2005, Pemkot Palembang telah mengatur kawasan Jembatan Ampera dengan membatasi kendaraan yang melintas, dan memasang rambu-rambu untuk pembatasan beban bagi sarana penyeberangan itu, kata dia. Dia menambahkan, meskipun telah dibatasi dan diatur khusus dengan rambu-rambu, tetap saja tidak mampu mengatasi masalah kelebihan beban karena itu tetap harus dibangun jembatan baru.
0 comments:
Post a Comment