12:29 PM
Unknown
Arena Berita Dunia - Belum lagi kasus-kasus kampanye dini selesai ditangani Panwaslu DKI Jakarta, kini berita heboh kembali muncul dari Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta. Diduga tim sukses dari salah satu pasangan calon gubernur yang maju di putaran ke dua Pilgub DKI Jakarta melakukan tindakan tidak terpuji.
Ratusan warga kebayoran Lama dikumpulkan di Aula Hankam, Komplek Sekretariat Negara, Cidodol, Jakarta Selatan pada Selasa (4/9/2012) kemarin. Dengan dalih akan dibuatkan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), warga diminta melakukan sumpah terlebih dahulu di bawah Alquran agar memilih pasangan incumbent Fauzi Bowo-Nachrawi Ramli (Foke-Nara) sebelum Jamkesda dibagikan.
Menurut pengamat politik Universitas Indonesia, Ari Junaedi, mengatakan pola-pola kampanye yang dilakukan pasangan Foke-Nara sudah diluar kepatutan dan kalap.
"Sangat disayangkan jika ada tim sukses pasangan calon menggunakan segala cara untuk menggiring calon pemilih. Cara seperti ini bisa dimaknai sebagai bentuk frustasi dan takut kalah Foke. Apa sih yang membuat mereka takut kalah? Pasti ada sesuatu ‘banget’ yang membuat Foke mati-matian berusaha untuk menang. Ini yang harus dimengerti oleh calon pemilih di Pilgub Jakarta mendatang," ungkap Ari saat berbincang dengan okezone, Kamis (6/9/2012).
Kata Ari, kualitas kampanye di kubu Foke-Nara di putaran ke dua sangat menurun dan terkesan "kalap". Mulai dari isu SARA, penyebaran spanduk yang menyerang Jokowi-Basuki sampai memanfaatkan "jabatan" yang disandang Foke.
"Lihat saja, succes story kepemimpinan Foke diumbar secara gamblang di media massa dan di tempat-tempat umum. Padahal, menurut penilaian saya justru unsuccses. Jika semakin lama segala cara digunakan tim sukses kampanye Foke, saya khawatir masyarakat makin antipati terhadap Foke sendiri. Untuk menarik hati pemilih, jangan lukai perasaan dan nalar pemilih. Masih banyak cara-cara cerdas di ranah konunikasi politik yang bisa digunakan," kata Ari Junaedi yang juga mengajar di Pascasarjana Universitas Diponegoro itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, dugaan kecurangan yang dilakukan pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubenur incumbent terjadi di Aula Hankam, Sekretariat Negara, Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Warga dikumpulkan dan dijanjikan akan dibuatkan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) Jakarta, namun dengan beberapa catatan. Diantaranya dengan mengumpulkan KTP, Kartu Keluarga, foto diri, foto rumah, foto dapur dan foto kamar mandi serta mengisi formulir Jamkesda.
Namun yang aneh, panitia pelaksana mengharuskan peserta untuk bersumpah di bawah Alquran agar memilih pasangan Foke-Nara di putaran kedua mendatang sebelum mengisi formulir.(OZ)
indonesia
forex
motor balap
iklan baris
online produk
broker
otomotif
bisnis online
Ratusan warga kebayoran Lama dikumpulkan di Aula Hankam, Komplek Sekretariat Negara, Cidodol, Jakarta Selatan pada Selasa (4/9/2012) kemarin. Dengan dalih akan dibuatkan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), warga diminta melakukan sumpah terlebih dahulu di bawah Alquran agar memilih pasangan incumbent Fauzi Bowo-Nachrawi Ramli (Foke-Nara) sebelum Jamkesda dibagikan.
Menurut pengamat politik Universitas Indonesia, Ari Junaedi, mengatakan pola-pola kampanye yang dilakukan pasangan Foke-Nara sudah diluar kepatutan dan kalap.
"Sangat disayangkan jika ada tim sukses pasangan calon menggunakan segala cara untuk menggiring calon pemilih. Cara seperti ini bisa dimaknai sebagai bentuk frustasi dan takut kalah Foke. Apa sih yang membuat mereka takut kalah? Pasti ada sesuatu ‘banget’ yang membuat Foke mati-matian berusaha untuk menang. Ini yang harus dimengerti oleh calon pemilih di Pilgub Jakarta mendatang," ungkap Ari saat berbincang dengan okezone, Kamis (6/9/2012).
Kata Ari, kualitas kampanye di kubu Foke-Nara di putaran ke dua sangat menurun dan terkesan "kalap". Mulai dari isu SARA, penyebaran spanduk yang menyerang Jokowi-Basuki sampai memanfaatkan "jabatan" yang disandang Foke.
"Lihat saja, succes story kepemimpinan Foke diumbar secara gamblang di media massa dan di tempat-tempat umum. Padahal, menurut penilaian saya justru unsuccses. Jika semakin lama segala cara digunakan tim sukses kampanye Foke, saya khawatir masyarakat makin antipati terhadap Foke sendiri. Untuk menarik hati pemilih, jangan lukai perasaan dan nalar pemilih. Masih banyak cara-cara cerdas di ranah konunikasi politik yang bisa digunakan," kata Ari Junaedi yang juga mengajar di Pascasarjana Universitas Diponegoro itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, dugaan kecurangan yang dilakukan pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubenur incumbent terjadi di Aula Hankam, Sekretariat Negara, Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Warga dikumpulkan dan dijanjikan akan dibuatkan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) Jakarta, namun dengan beberapa catatan. Diantaranya dengan mengumpulkan KTP, Kartu Keluarga, foto diri, foto rumah, foto dapur dan foto kamar mandi serta mengisi formulir Jamkesda.
Namun yang aneh, panitia pelaksana mengharuskan peserta untuk bersumpah di bawah Alquran agar memilih pasangan Foke-Nara di putaran kedua mendatang sebelum mengisi formulir.(OZ)
0 comments:
Post a Comment