2:20 PM
Unknown
Arena Berita Dunia - Dalam sebuah video yang diunggah ke dunia maya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terlihat emosi saat memimpin rapat dengan Dinas PU pada 8 November 2012 lalu.
Bahkan, dalam video tersebut Ahok terlihat menantang akan membawa petugas dari Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK) dan Kejaksaan jika anak buahnya itu menolak pemotongan nilai proyek sebesar 25 persen. Hal ini dilontarkan Ahok agar semua proyek bisa diawasi secara terang-benderang oleh publik.
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengelak jika dirinya dikatakan terlihat emosi. "Bukan marah, kita cuma pengen kalau anggaran diefesiensikan. Kan selama ini kalau tender-tender selalu kurang dari 60-70 persen dari baku anggaran. Lah mengapa kita masih ngotot pasang pagu anggaran 100 persen," terangnya di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Merdeka Selatan, Rabu (14/11/2012).
Politisi Partai Gerindra itu mempunyai alasan mengapa harus memotong dari Dinas PU sebesar 25 persen. Menurutnya dari pemotongan 25 persen tersebut bisa dianggarkan untuk dialokasikan ke pendidikan, dan perumahan.
"Jadi kalau ada proyek sampai Rp10 triliun kalau kita potong 25 persen kan ada kelebihan Rp2,5 triliun, nah dari Rp2,5 triliun itu kan bisa kita pakai untuk kesehatan, pendidikan, perumahan dan UKM itu yang kita minta," ujarnya.
Dia mengakui dari kejadianya tersebut dapat mengambil hikmah agar semua kinerja Dinas PU terlihat baik dan tidak ada anggaran yang disia-siakan. "Kita ingin kinerja mereka naik, kita ingin semua itu tidak ada anggaran yang disia-siakan," pungkasnya.(OZ)
indonesia
forex
motor balap
iklan baris
online produk
broker
otomotif
bisnis online
blog
download
artikel
klik
Bahkan, dalam video tersebut Ahok terlihat menantang akan membawa petugas dari Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK) dan Kejaksaan jika anak buahnya itu menolak pemotongan nilai proyek sebesar 25 persen. Hal ini dilontarkan Ahok agar semua proyek bisa diawasi secara terang-benderang oleh publik.
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengelak jika dirinya dikatakan terlihat emosi. "Bukan marah, kita cuma pengen kalau anggaran diefesiensikan. Kan selama ini kalau tender-tender selalu kurang dari 60-70 persen dari baku anggaran. Lah mengapa kita masih ngotot pasang pagu anggaran 100 persen," terangnya di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Merdeka Selatan, Rabu (14/11/2012).
Politisi Partai Gerindra itu mempunyai alasan mengapa harus memotong dari Dinas PU sebesar 25 persen. Menurutnya dari pemotongan 25 persen tersebut bisa dianggarkan untuk dialokasikan ke pendidikan, dan perumahan.
"Jadi kalau ada proyek sampai Rp10 triliun kalau kita potong 25 persen kan ada kelebihan Rp2,5 triliun, nah dari Rp2,5 triliun itu kan bisa kita pakai untuk kesehatan, pendidikan, perumahan dan UKM itu yang kita minta," ujarnya.
Dia mengakui dari kejadianya tersebut dapat mengambil hikmah agar semua kinerja Dinas PU terlihat baik dan tidak ada anggaran yang disia-siakan. "Kita ingin kinerja mereka naik, kita ingin semua itu tidak ada anggaran yang disia-siakan," pungkasnya.(OZ)
0 comments:
Post a Comment